Label

Sabtu, 23 Januari 2010




The viking's
Bangsa Viking merupakan para perompak pemberani dari daratan Norwegia,Swedia,dan Denmark.Diantara tahun 800 dan 1100 M,mereka menyisir pantai barat laut Eropa dalam kapal panjang untuk mencari dan membawa barang rampasan yang sangat berharga.Masyarakat pada masa itu pada umumnya sangat takut dengan serangan kilat dan kebrutalan Bangsa Viking,sebuah doa dari masa itu berbunyi "Selamatkan kami Tuhan,dari kemarahan Norsemen (Bangsa Viking).Mereka kerap memporakporandakan tanah kami.Mereka memebunuh anak-anak dan wanita kami"Para Viking membanggakan diri atas keberanian mereka saat berperang,sebagian besar berperang dengan berjalan kaki dan membawa pedang,tombak,serta kapak.Sedangkan para petingginya menggunakan kuda perang.Pasukan "pengejut" yang disebut berserker memimpin serangan.Berserk adalah bangsa Norse dengan ciri khas 'tanpa mengenakan baju perang besi' dengan tampang yang bengis dan tubuh yang kekar,serta sifatnya yang brutal.Sebelum berperang,mereka menjadi gila bertempur dengan mabuk dan narkotika serta mempercayakan pada Dewa mereka,Odin,agar mereka tetap selamat.Kata Viking dipakai ahir-ahir ini saja,masyarakat pada waktu itu menyebut mereka Norsemen.Kata tersebut mungkin berasal dari Vik,sebuah Kota pusat perompak di Norwegia.Ketika para Norsemen pergi 'sebagai seorang Viking',berarti mereka bertarung sebagai seorang perompak.Bangsa Viking Swedia yang menetap di Eropa Timur mungkin disebut sebagai Runs,dan jadilah Rusia sebagai nama mereka.Namun,tidak semua Bangsa Viking perompak,di tanah airnya,mereka adalah petani dan nelayan,pedangan dan perajin.Banyak diantara mereka pergi bersama perompak dan hidup di Prancis utara,Inggris Utara,dan Irlandia.Kerap kali mereka menyerang Inggris dan Irlandia,lalu menjarah hingga ke Gibraltar dan Mediterania.
Di Eropa Timur,kapal Bangsa Viking membawa mereka sampai ke pedalaman dan menyusuri berbagai sungai.Mereka bertualang sangat jauh sampai kedaerah Rusia dan Ukraina,kadang-kadang merampok menyisir Konstantinopel,yang sering disebut Miklagard/Kota Besar.Sedangkan para Viking yang tinggal di Perancis Utara disebut Bangsa Norman.Raja mereka yang terkenal adalah William Sang Penakluk,yang menduduki Inggris di tahun 1066.Para Viking umumnya merupakan pelaut ulung dan tangguh,kapal-kapal kayu mereka yang disebut kapal panjang merupakan sebuah kontruksi kapal laut yang sangat kokoh,ringan dan mempunyai bagian bawah datar yang memungkinkan untuk berlayar di sungai yang dangkal dan juga diperairan terbuka.

Bobotoh All Around The World

Keberhasilan dalam membangun sebuah budaya fanatisme tinggi yang revolusioner dalam dunia Bobotoh di Indonesia sangat ditentukan oleh upaya pencitraan yang dikembangkan oleh komunitas supporter itu sendiri yang ada di tanah air maupun yang tersebar di seluruh penjuru dunia, dalam hal ini anggota supporter yang membawa bendera Viking,Jurig Persib,Ultras,Bomber dll. Oleh karena itu, komunitas-komunitas bobotoh persib yang ada di seluruh Indonesia maupun yang ada diluar negeri harus membangun dan membina citra kelompoknya sebagai suatu bentuk atau mengarah ke satu arah.
Banyaknya jumlah bobotoh persib yang ada di seluruh pelosok negeri ini pada dasarnya menunjukkan fanatisme yang tinggi dalam mendukung Tim Persib Bandung. Namun, tingginya jumlah bobotoh yang tersebar di seluruh pelosok negeri maupun dunia ini bukan hanya menambah secara kuantitatif deretan panjang sejarah fanatisme “urang sunda” sebagai suatu klan berbudaya tinggi di masyarakat, tetapi juga terjadi peningkatan kualitas kinerja produktif para bobotohnya dalam berkarya nyata di manapun dia berada, tentunya dalam hal dukungan terhadap Persib Maung bandung.
”Dengan demikian, atas dukungan nyata para bobotoh, citra Persib bandung yang kita cintai dan banggakan ini dengan sendirinya meningkat ke arah yang jauh lebih baik dan semakin menggema di seluruh pelosok tanah air maupun dunia.
Meski dukungan bobotoh sangat terlihat jelas baik di stadion silwangi maupun di tataran masyarakat sosial sudah sangat besar, agar fanatisme yang diraih bersifat militan untuk persib dapat dipertahankan, maka konsentrasi dukungan terhadap persib tersebut harus ditingkatkan melalui agitasi propaganda di media cetak maupun elektronik, agar dunia dapat melihat dan merasakan fanatisme yang diusung bobotoh itu “all around the world dan tanpa henti”.
Sebuah kemajuan yang sangat membanggakan, ketika melihat bobotoh di seluruh Indonesia maupun dunia saling berinteraksi menggunakan media internet sebagai alat pemersatunya, tidak hanya pujian, namun kritik yang membangun untuk persib pun terus nyaring terdengar. Penyelenggaraan situs-situs maupun blog yang berbau Persib ataupun bobotoh, dapat menjadi pemicu peningkatan fanatisme warga pasundan terhadap persib yang tersebar diseluruh dunia. Sebab, inisiatif dan komitmen dari para individu bobotoh untuk lebih mendekatkan diri dengan bobotoh yang lainnya secara langsung atau tidak langsung berimplikasi positif terhadap citra fanatisme bobotoh persib di Indonesia maupun dunia.

Bobotoh Persib Galang Solidaritas
Para Bobotoh — julukan suporter Persib Bandung— memang sangat mencintai Maung Bandung. Begitu mengetahui kondisi keuangan klub belum membaik, Bobotoh menawarkan bantuan. Sosialisasi pencarian dana pun dimulai. Viking Persib Suporter Fans Club yang menaungi Bobotoh mulai menyosialisasikan bagaimana cara pendukung Maung Bandung. Tak hanya di Bandung atau seluruh pelosok Tanah Air, tapi juga yang berada di mancanegara pun diusahakan ikut membantu dana operasional PT Persib Bandung Bermartabat (PBB). “Hanya dengan minimal Rp15.000 per orang, para Bobotoh sudah menjadi donatur bagi Persib. Nantinya mereka akan mendapat sertifikat, stiker, dan kartu anggota Viking,” kata Penasihat Viking Indra Bogwanto saat konferensi pers di Cafe Dukomsel Jalan Ir H Djuanda (Dago) Bandung kemarin. Dengan lebih dari 60.000 anggota Bobotoh Persib, Indra menyebut setidaknya Rp900 juta dana kotor bisa dikumpulkan bagi Persib. Selain itu, dia yakin Bobotoh lainnya juga bisa ikut berpartisipasi. Mengenai cara memberikan sumbangan, kata dia, akan dibahas secepatnya. “Yang pasti pencarian dana kami mulai sejak hari ini,” tandasnya. Mereka yang menjadi donatur ini,jelas Indra,akan mendapatkan fasilitas lain. Para donatur nantinya bisa melihat secara langsung latihan Persib Bandung dengan hanya menunjukkan kartu anggota. Selain itu, akan ada diskon khusus untuk pembelian merchandise Persib yang rencananya akan ditangani tunggal oleh Yayasan Viking Persib Supporter Fans Club.“Kami sudah minta dukungan dari Direktur Utama PT PBB Umuh Moechtar dan katanya siap mendukung kami,” ujarnya. Namun,klaim Bobotoh tersebut justru ditolak Umuh.“Saya sudah telepon teman-teman di Viking melalui Bram (sekretaris) agar rencananya ditunda dulu.Sejak awal saya bilang kepada mereka agar kami kaji dulu di PT PBB,” kata Umuh saat konferensi pers di RM Sederhana Jalan RE Martadinata (Riau) Bandung kemarin. Pengusaha rekanan PT Pindad ini menyatakan, pada saat pertemuan dengan Bobotoh di Cirebon, pekan lalu,pihaknya juga menolak sumbangan dari Bobotoh di Cirebon. Meski jumlahnya terbilang besar, kata Umuh, PT PBB tetap bersikap profesional. Umuh menjelaskan,untuk menampung kepedulian dari para Bobotoh, PT PBB mengeluarkan program membership bagi para Bobotoh. Rencananya,setiap Bobotoh yang peduli terhadap Maung Bandung bisa jadi anggota dengan hanya membayar Rp100.000 per tahun. Fasilitas yang didapat, papar Umuh, adalah asuransi bagi para anggota. Contohnya jika terjadi kecelakaan dan menderita luka, dia akan mendapat Rp2,5 juta.Jika anggota meninggal dunia, imbuhnya, akan mendapat santunan Rp5 juta. Targetnya, kata Umuh, menyaring sebanyak 200.000 anggota. [raka zaipul/sindo]
Persib Vs Persija –> Bobotoh Keciwa..

Yap.. Bobotoh Persib pasti kecewa hasil pertandingan ke-2 di LSI (Liga Super Indonesia) antara Persib Vs Persija menghasilkan skor akhir 3-2 untuk kemenangan Persija. Seolah Ingin mengulangi sukses melawan Persela Lamongan namun dari babak pertama emang strategi Persib sudah “Terbaca” oleh sang arsitek Persija Danurwindo… Well Formasi 4-4-2 yang sebelumnya dipakai Jaya Hartono saat melawan Persela belum tentu berhasil mengingat persija sudah melakukan antisipasi dengan menempatkan Aliyudin sebagai pendobrak lini depan… (Edan.. serasa jadi pengamat gini gua) hhmm…Coba saja Atep, Hariono, dan Tema Mursadad masuk sejak awal paling tidak pola permainan bisa lebih bervariasi (buat apa di bayar klo ga di turunkan ? manehna oge hayang maen atuh…)
Hasil kakalahan Persib vs persija memang sudah di perkirakan akan berdampak pada ulah “oknum” yang mengaku bobotoh pasti akan membuat rusuh… mengingat partai tersebut adalah partai monumental yg sarat dengan histori klub dan fans club masing-masing.. Orang yang memiliki kendaraan Plat “B” asal jakarte yang tdk punya dosa, dan bahkan tidak tahu ada pertandingan Persib vs persija kena getahnya jg… Ga hanya itu ‘ oknum perusuh alias “sang idiot” pun merusak fasilitas stadion, melanggar hak² pengguna jalan,,, klo begeneh siape lagi yg rugi klo bkn Persib…
Hmm keciwa sih oke-oke aja, tp sportiflah… Liat aja saat pertandingan ditunda, dimana antara pemain Persib vs Persija berbaur dan saling bercanda… So mereka aja bs sportif // bgm dgn bobotoh ?? ^_^

Rabu, 20 Januari 2010

Ekspor Non Migas Aceh Harus Dipacu


Banda Aceh, (Analisa)
Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh tidak bisa lagi mengandalkan sektor minyak dan gas (migas) karena pertumbuhannya yang terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Karenanya, Pemerintah Aceh menargetkan peningkatan pertumbuhan sektor non migas tahun ini seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Wakil Gubernur (Wagub) Aceh Muhammad Nazar menyebutkan, sektor non-migas Aceh mempunyai potensi yang bagus, terutama sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Aceh bisa mengekspor komoditas dari ketiga sektor ini.
"Sektor non-migas mulai kelihatan positif untuk pertumbuhan ekonomi Aceh, sektor pertanian sudah mulai tumbuh dengan baik, ini harus dipacu terus," ujar Muhammad Nazar, Senin (18/1).
Untuk mendorong tumbuhnya sektor non-migas, kata Wagub, pemerintah sedang melakukan regulasi terhadap aturan-aturan untuk memangkas birokrasi yang berlaku selama ini. "Untuk mempermudah kami sekarang sedang melakukan regulasi seperti Peraturan Pemerintah (PP), sehingga tidak ada lagi kesulitan yang ditemui," ungkapnya.
Sementara itu, pihak Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi Aceh melaporkan jumlah jenis komoditas Aceh yang diekspor ke luar negeri kini terus bertambah.
Pada tahun 2008, hanya ada enam komoditas yakni kopi arabika, getah alam, pasir besi curah, amoniak, pupuk urea, dan tras curah. Sedangkan di 2009 jumlahnya bertambah menjadi 14 komoditas karena adanya tambahan delapan komoditas, yakni madu, damar, magnesium karbonat alam, abu sabut kelapa berikut sabut kelapa, akar tongkat ali, minyak nilam, dan kertas.
Merosot
Namun, nilai ekspor komoditas nonmigas Aceh selama tahun 2009 merosot dari tahun sebelumnya. Tahun 2008, ekspor nonmigas mencapai 124 juta US Dolar, sementara 2009 hanya 96 juta US Dolar. Sebaliknya, volume ekspor justeru mengalami peningkatan, dari 142 ton tahun 2008 naik menjadi 170 ton lebih. Penurunan nilai ekspor tersebut tidak hanya terjadi di Aceh, tapi secara nasional.
"Penurunan ini tidak hanya terjadi di Aceh, tetapi juga di seluruh provinsi di Indonesia. Primadona ekspor Aceh, kopi arabika, juga menurun drastis, baik dari sisi volume maupun nilai," kata Kepala Seksi Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Disperindagkop dan UKM Aceh, Ir Nety Muharni.
Tahun 2009, ekspor kopi arabika yang tercatat hanya 5,6 ton, padahal tahun sebelumnya mencapai 7,4 ton. Sedangkan nilai ekspor turun dari 26 juta US Dolar menjadi hanya sekitar 17 juta US Dolar.
Jumlah eksportir yang tercatat juga mengalami penurunan, dari sebelumnya mencapai 21 eksportir menjadi 15 eksportir. Begitu juga dengan pelabuhan muat. Tahun 2008 ada tujuh pelabuhan muat, yaitu Pelabuhan Belawan, Panjang, Malahayati, Kuala Langsa, Krueng Geukeuh, Sabang, dan Pelabuhan Ulee Lheue. Sedang di 2009 hanya melalui enam pelabuhan, yakni Belawan, Kuala Langsa, Sabang, Lhokseumawe, Malahayati, dan Pelabuhan Blang Lancang. (mhd)



Outlook Minyak dan Gas Indonesia 2006
Posted on Kamis, Mei 31, 2007 by Donny
Minyak:
Cadangan Minyak Indonesia yang sudah terbukti (proven) adalah 4.7 Milliar barrel, sedangkan cadangan yang belum terbukti (atau masih bersifat potensial) adalah diperkirakan sebanyak 5 Milliar barrel, data untuk tahun 2003.
Tetapi dalam releasenya BP Migas tahun lalu, cadangan minyak kita mengalami penurunan secara alami dan sekarang berada pada level yang terbukti sebanyak 4.3 Milliar barrel dan yang potensial sebanyak 4 milliar barrel yang tersebar dalam 60 Oil basins.
Dari 60 Oil basins tersebut, 22 belum ter-explorasi, sedangkan 38 sudah dieksplorasi secara extensive, dimana sebagian besar berada di belahan barat Indonesia. Diantara 38 Oil basins tadi, 15 sudah berproduksi gas dan minyak bumi, 11 belum berproduksi dan 12 belum terbukti.
Produksi Minyak (crude oil) Indonesia, yang memang kebanyakan berasal dari sumur-sumur tua, mengalami penurunan secara alami dari tahun ke tahun sebanyak 15% dari total produksi.
Namun dengan berbagai metode dalam upaya mengoptimalkan lapangan-lapangan yang ada seperti EOR, Steam Flood dan pengembangan lapangan-lapangan baru, maka penurunan tersebut dapat ditahan pada level 6.7% per tahun. Sehingga diharapkan target APBN dalam produksi Minyak Bumi Indonesia sebanyak 1.072.000 barrel per hari dapat dicapai.
Dengan demikian, jika tetap berproduksi sebanyak itu, maka dapatlah dihitung dalam waktu 10 tahun saja cadangan minyak terbukti kita akan habis. Anggaplah jika cadangan minyak potensial sebanyak 4 Milliar barrel tersebut ternyata memang ada, maka kita masih bisa punya waktu 10 tahun lagi untuk menikmati hasil Minyak Bumi kita.
Tapi mesti diingat, saat ini saja, tingkat konsumsi minyak kita per hari sudah sangat tinggi yaitu 1.084.000 barrel per hari, lebih tinggi dari produksi minyak bumi kita.
Meskipun demikian, Indonesia masih bisa meng-ekspor hasil minyak nya sebanyak 431.500 barrel per hari (data 2004), walaupun kemudian harus pula meng-import sebanyak 345.700 barrel per hari, sehingga Indonesia masih bisa disebut Net-Exporter sebanyak 85.800 barrel per hari atau total 31,3 Juta Barrel per tahun.
Kondisi ini jelas menunjukan trend penurunan jika dibandingkan pada tahun 1999, dimana Volume Net-Export Indonesia adalah 177,3 Juta barrel, tahun 2000 sebanyak 120,6 Juta Barrel, 69 Juta Barrel pada tahun 2001, dan 41,7 Juta barrel di tahun 2002.
Dengan melihat trend export/import diatas, maka para ahli berpendapat bahwa Indonesia bisa saja akan menjadi Net Importer, bukan lagi Net Exporter, dalam waktu kurang dari 10 tahun.
Apa artinya? Artinya Nilai Ekspor Minyak kita mulai kalah sama Nilai Import Minyak kita. Dan yang jelas, Minyak yang diimport dibeli dengan harga pasar International, sehingga pun ketika diolah menjadi Bahan Bakar Minyak, tentunya akan dijual dengan harga pasar International.
Hal ini lebih disebabkan karena pemerintah Indonesia diperkirakan akan terus mengurangi subsidi terhadap harga BBM, sehingga dipastikan dimasa datang harga BBM di Indonesia akan sesuai dengan harga pasaran International.
Tabel: Daftar Negara Penghasil Minyak se-Dunia Data 2005
Dimana Cadangan Minyak Indonesia berada?
Kebanyakan cadangan minyak Indonesia berada di Daratan Sumatra Tengah, Jawa Barat dan perairan Kalimantan Timur.
Sumatra Tengah adalah daerah dengan cadangan minyak paling besar dan DURI dan MINAS adalah lapangan Minyak terbesar di Indonesia.. Di Duri dan Minas saja diperkirakan saat ini masih tersedia minyak untuk di sedot sebanyak 1 Milliar Barrel Oil, disamping potensial recoverable volume diperkirakan sebesar 200 juta barrel of crude oil.
Daerah-daerah tersebut saat ini dikuasai oleh PT. Caltex Pacific Indonesia, saat ini sudah berganti nama menjadi PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI). Pada masa jayanya, CPI pernah memproduksi minyak hampir 700 ribu barrel per hari, namun sejak kehilangan CPP Blok kepada Pemerintah Daerah Riau dan juga karena mulai menuanya lapangan Duri dan Minas, maka tahun 2005 kemaren produksinya menurun hanya 483.000 barrel per hari saja.
Cadangan minyak Indonesia lainnya banyak berada di perairan Kepulauan Natuna, dan selat Makasar di Timur Kalimantan.
Kemana Minyak Indonesia digunakan paling banyak?
Sekitar 70% dari Produksi Minyak Indonesia diolah untuk menjadi Produk Bahan Bakar Minyak (BBM). Total konsumsi Bahan Bakar Minyak yang digunakan untuk transportasi, listrik, industri dan rumah tangga untuk tahun 2003 mencapai 54,7 Juta Kiloliter.
Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Bahan Bakar Minyak inilah yang akan membuat makin cepat habisnya cadangan minyak Indonesia. Sehingga, disamping terus meningkatkan upaya penemuan minyak baru serta pengoptimalkan sumur tua, diperlukan kesadaran untuk menggunakan gas alam untuk mengurangi ketergantungan pada minyak bumi.
Sebagian lainnya di ekspor, yaitu Sumatra Light ( minyak Minas) yang mempunyai angka API gravitynya 34.5o , dan Minyak Duri dengan API Gravitynya 22o .
Kemana di Ekspor?
Jepang menerima Minyak Indonesia terbanyak yaitu 25%, diikuti oleh Korea Selatan (20%), China (20%), Australia (9.7%) dan USA (5.7%), dengan total keseluruhan sebesar 157,5 Juta barrel dalam tahun 2005.
Namun, Indonesia juga mengimport minyak sebesar (unofficial) 126.2 juta barrel dalam tahun 2005, umamnya dari Saudi Arabia (25.5%), Nigeria (6.4%), Malaysia (7%), Vietnam (6.4%) dan Angola (6%).
Sekedar informasi, minyak mentah (crude oil) belumlah bernilai tinggi sebelum diolah di pengilangan (Refinery). Minyak mentah sendiri dinilai dari Viscositas (Density) dan Kandungan Sulfurnya. Minyak mentah yang mempunyai viskositas rendah, disebut Light Crude, dan diukur dengan derajat API, seperti API gravitynya 35o yang dipunyai oleh Minyak Minas.
Makin rendah viskositasnya, makin mudahlah dia diproses menjadi Bahan Bakar Minyak hanya melalui proses Refinary yang sederhana.
Siapa penguasa Minyak di Indonesia?
Dari data tahun 2005, Chevron Pacific Indonesia (CPI) adalah penghasil minyak terbesar di Indonesia dengan menghasilkan hampir 55% dari total produksi Indonesia. Pada tahun 2004 saja, CPI mampu menghasilkan 507.900 barrel per hari dan 34.8 BCF of gas. Tapi ini sudah mengalami penurunan, dimana produksi paling top pernah dicapai CPI pada tahun
Apalagi dengan pengambilalihan Unocal pada bulan Agustus 2005 lalu, yang tentu saja termasuk pengambilalihan asset Unocal di Indonesia, makin menaikkan kapasitas produksi CPI secara keseluruhan.
Tahun 2005 kemaren Produksi CPI diperkirakan mencapai mencapai sekitar 590 ribu barrel per hari.
CPI menguasai areal Duri dan Minas dengan mendapatkan 4 PSC area, yaitu Rokan, Siak, MFK dan Kisaran. Khusus untuk Kisaran, blok ini baru dikuasai CPI pada tahun 2001 setelah membeli dari pemerintah.
Tapi hasil terbesar didapat dari blok Rokan, dimana beradanya Lapangan Minyak Duri dan Minas. Duri Field yang mempunyai luas sebesar 81 km persegi, mulai di- drill sejak tahun 1941, dan saat ini menghasilkan 199.000 barrel per hari. Sedangkan Minas, ditemukan pada tahun 1944, saat ini menghasilkan 284.000 barrel perhari.
Jika ditotal, maka pada bulan July 2002 lalu, dari Lapangan Duri dan Minas telah berhasil disedot minyak sebesar 10 Milliar barrel minyak.
Disamping menguasai Central Sumatra, CPI juga mempunyai share sebanyak 25% di South Natuna Sea Block-B yang dioperasikan oleh ConocoPhillips.
Setelah membeli Unocal agustus 2005 lalu, maka Unocal Indonesia pun berganti nama menjadi Chevron East Kalimantan (CEK). Berbeda dengan CPI, maka CEK lebih dominan beroperasi di Offshore. Selama tahun 2004, CEK sudah menghasilkan 55.700 barrel minyak per hari dan 124,2 BCF (Billion Cubic Feet) of gas.
Saat ini CEK mengoperasikan West Seno Field, The first Deep Water Project in Indonesia, di selat Makasar. West Seno menghasilkan minyak sebesar 60.000 barrel per hari dan 150 MMCFD of gas saat Phase-2 selesai.
Saat ini Chevron juga bermaksud untuk memulai mengembangkan Sadewa Gas Field yang dipercaya mengandung 150-600 BCF of gas.
Setelah CPI, makaTotal dengan produksinya sebesar 81800 barrel per hari adalah menduduki urutan ke dua, yang diikuti oleh CNOOC yang memproduksi hampir 81500 barrel per hari atau sekitar 7% dari total produksi Indonesia.
Sebenarnya, peringkat ke tiga di huni oleh Unocal dengan produksi sebesar 55700 barrel per hari pada tahun 2004, tapi pada tahun 2005 resmi dibeli oleh CPI, sehingga untuk selanjutnya, produksi minyak mentah Unocal akan digabung dengan produksi Chevron.
Setelah Unocal, maka Exspan berada dibelakangnya dengan produksi sebesar 54000 barrel per hari, yang ditempel ketat Pertamina dengan produksi nya 48400 barrel per hari. Conocophillips, Petrochina dan BP berturut-turut menyusul dibelakang dengan masing-masing ber produksi dibawah 45000 barrel per hari.
Kemudian diikuti oleh BSP (Bumi Siak Pusako) yang mendapat mandat mengolah CPP Blok dengan produksi perharinya 30000 barrel, Vico dan ExxonMobil masing-masing 28800 dan 21200 barrel per hari.
Tabel: Major Oil Producer in Indonesia

Gas Alam
Cadangan gas bumi Indonesia yang terbukti dan potensi mengalamai kenaikan secara significant dengan ditemukannya lapangan minyak baru selama periode 2 tahun belakangan ini.
Pada saat ini jumlah cadangan gas bumi yang ada telah mencapai 185.6 Trilyun Kaki Kubik dimana terdiri atas 95.1 Trillyun Kaki Kubik cadangan terbukti dan 90.5 Trillyun kaki kubik cadangan potensial.
Adapun tingkat produksi gas alam di Indonesia saat ini (data tahun 2005) adalah sebesar 3.03 TCF (Trilliun Cubic Feet).
Dengan tingkat cadangan dan tingkat produksi diatas, maka diperkirakan kita akan masih bisa menikmati gas dan hasil penjualannya selama kurun waktu 62 tahun kedepan.
Sama halnya dengan Minyak bumi, maka cadangan Gas Bumi juga banyak terkonsentrasi di belahan barat Indonesia.Sehingga dengan demikian kegiatan explorasi baik untuk mencari cadangan minyak bumi maupun mencari gas bumi di lapangan baru perlu didorong ke arah Indonesia bagian timur.
Tabel: Major Natural Gas Producer in Indonesia

Tabel: Negara Penghasil Natural Gas Dunia Data 2005

Masa Depan
Dalam beberapa tahun kedepan, Indonesia diramalkan akan menjadi pengimport minyak mentah. Bahkan, hal tersebut sudah tercapai, dalam ukuran per bulan, yaitu di tahun 2004.
Para ahli menyebut beberapa penyebabnya yaitu menurunnya tingkat produksi sumur-sumur yang sebagian memang sudah tua, ditambah dengan kurang nya investasi dibidang pencarian dan penggalian sumur baru.
Walaupun demikian, secara keseluruhan, untuk bidang energy, dengan bertumpuknya cadangan dibidang Natural Gas dan Batubara, maka Indonesia masih tergolong “Energy Exporter”.
Pemerintah sendiri masih mentargetkan untuk memproduksi minyak sebanyak 1,3 Juta barrel per hari pada tahun 2009.
Mengingat kondisi sumur yang banyak sudah “mature” dan sebagian lagi di daerah yang sulit dijangkau, dan dengan perbadingan antara “Risk dan Reward” yang dipandang tidak cukup attractive untuk mengundang investasi skala besar, maka dikeluarkan lah Peraturan Menteri ESDM No. 8 tahun 2005 pada bulan April 2005, yang memberikan insentif bagi perusahaan minyak yang meng-explorasi didaerah marginal dengan tambahan 20% reimbursment dalam Cost-Recovery.
Bahkan, konsep bagi hasilnya pun sekarang diganti menjadi 70/30 bagi Pemerintah dan Kontraktor untuk bidang “Oil”, dan 60/40 untuk Gas.
Kesimpulan
UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3 berbunyi:
“Bumi dan air dan kekayaan alam yangterkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”
Pesan dari pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 sangatlah jelas mengedepankan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi dan golongan semata.
Sehingga, layaklah jika kita berharap bahwa didalam menghadapi masa depan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia dan demi menjaga cadangan minyak kita yang senantiasa makin menipis, sementara itu konsumsi BBM Indonesia yang cenderung meningkat dan sedemikian tingginya bahkan melebihi tingkat produksi nasional, maka sangat diperlukan upaya-upaya untuk mengurangi tingkat konsumsi BBM tersebut, demi mengamankan cadangan minyak dan gas bumi bagi anak cucu di masa mendatang.
Seperti diketahui diatas, 70% dari produksi minyak kita adalah untuk kebutuhan BBM, baik untuk industri, rumah tangga, listrik maupun transportasi.
Untuk itu perlu dilakukan kampanye terus menerus kepada masyarakat dan industri agar didorong untuk menggunakan energy secara efisien dan efektif serta memberikan insentif atau reward bagi pelaku yang berhasil mengurangi pemakaian energynya.
Untuk listrik, mungkin perlu perbanyak pembangunan listrik tenaga panas bumi (Geothermal), maupun tenaga air (Hydro Power), serta dengan memikirkan secara serius penggunaan Batubara.
Sedangkan untuk transportasi, kita rasa sudah saatnya pemerintah pusat maupun DKI khususnya, untuk sekadar mengambil contoh, untuk sesegera mungkin dan seserius mungkin melakukan pembangunan Mass Rapid Transportation, seperti yang sudah digunakan oleh kota-kota besar di negara maju lainnya.
Terakhir, Bio-Diesel, yang saat ini mulai semakin marak dengan meningkatnya permintaan dari USA dan Eropa atas bahan bakar ini, mungkin perlu diberikan porsi perhatian yang besar dari pengambil kebijaksanaan di negeri ini.
Sebagai contoh, Malaysia sebagai penghasil Minyak Sawit terbesar didunia, yang sudah mencanangkan akan menjadi negara penghasil Bio_Diesel terbesar didunia, saat ini dengan giat terus menarik dana investor untuk menanamkan m

Peran Nasional dalam Pengusahaan Migas Terus BerkembangDitulis Oleh : Mutia RanitaJAKARTA. Peran pihak nasional dalam pengusahaan bidang hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia terus berkembang. Dibandingkan era awal pengusahaan hulu migas sekitar seratus tahun lampau, peran nasional saat ini telah tumbuh menjadi sekitar 29 persen. Peran ini amat strategis dan penting mengingat pengusahaan hulu migas memiliki ciri padat modal, padat teknologi dan beresiko tinggi."Sesuai dengan semangat pemerintah untuk senantiasa memajukan perusahaan nasional, saat ini perusahaan nasional yang terlibat telah mencapai 29% dibanding era awal pengusahaan migas di Indonesia," ujar Sutisna Prawira, Kepala Biro Hukum dan Humas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral saat memberikan penjelasan singkat mengenai Peran Migas Bagi Pembangunan Nasional di Jakarta, Selasa (17/2).Kepala Biro Hukum dan Humas Departemen ESDM Sutisna Prawira menjelaskan, pengusahaan migas di Indonesia sudah berlangsung sejak jaman penjajahan Belanda, sekitar 100 tahun lalu. Seiring dengan perkembangan jaman, pengusahaan migas mengalami perubahan dan penyesuaian, terutama sejak kemerdekaan NKRI 1945 yang menetapkan pengusahaan migas dilakukan berdasarkan UUD 1945 dan diperuntukkan sebesar-sebesarnya bagi kemakmuran masyarakat.Pada tataran operasionalnya, perkembangan pengusahaan migas diatur oleh Undang-Undang (UU) nomor 44 Prp. tahun 1960 tentang Pertambangan Migas. Secara berturut-turut UU tersebut disempurnakan oleh UU nomor 8 tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Migas Negara, dan saat ini berdasarkan UU nomor 22 tahun 2001 tentang Migas.Pengusahaan sumber daya migas memiliki ciri padat modal, padat teknologi dan mengandung resiko investasi yang besar. Untuk itulah pengusahaan migas sejak awal telah membuka ruang bagi investor asing. Kendati demikian, seiring dengan berkembangnya kemampuan nasional, peran perusahaan nasional dalam bidang pengelolaan migas juga senantiasa memperlihatkan kemajuan.Berdasarkan ciri pengusahaan sumber daya migas di atas dan keinginan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya bagi negara, sejak tahun 1964 telah diberlakukan pola Production Sharing Contract (PSC). "Pola ini menempatkan negara sebagai pemilik dan pemegang hak atas sumber daya migas. Sedang perusahaan sebagai kontraktor," papar Sutisna Prawira, Kepala Biro Hukum dan Humas Departemen ESDM.Pada pola PSC, investasi ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan (sebagai kontraktor). Resiko investasi antara lain berupa hilangnya modal karena tidak menemukan migas menjadi beban kontraktor. Namun jika mendapatkan migas, investasi yang telah dikeluarkan kontraktor di-cover oleh hasil produksi atau dikenal dengan cost recovery. Selain itu hasil produksi migas juga dibagi antara negara dengan kontraktor yang diatur dalam kontrak. Pada saat ini PSC sudah mengalami kemajuan dengan ditetapkan First Tranche Petroleum (FTP) yaitu sebelum investasi dikeluarkan untuk kontraktor dari hasil produksi; dipotong dahulu (sekitar 20%) untuk negara.Pada perkembangannya, berdasarkan UU nomor 8 tahun 1971, kewenangan negara/pemerintah dalam pengusahaan bidang hulu migas di Indonesia diwakili oleh Pertamina. Selanjutnya, berdasarkan UU nomor 22 tahun 2001 dilakukan oleh Badan Pelaksana usaha Hulu Migas.Selain telah memberikan peran bagi pihak nasional, sub sektor migas telah membuktikan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi penerimaan/keuangan negara. Bahkan pada tahun 1980-an, peran sub sektor migas terhadap APBN pernah mencapai lebih dari 70 persen. Saat ini peran sub sektor migas terhadap penerimaan/keuangan negara sebesar sekitar 31,62 persen.Berdasarkan study yang dilakukan oleh Wood Mackenzie (2007), penerimaan bagian pemerintah (government take) untuk pengusahaan bidang hulu migas di Indonesia mencapai 79% (USD 75/barel dari existing asset) atau di atas rata-rata negara lain yaitu sebesar 73% (USD 68/barel)."Pemerintah telah bekerja keras untuk mengusahakan sumber daya migas sebesar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat. Keterlibatkan investasi asing semata-mata bertujuan untuk keperluan ini. Negara dan pemerintah tetap sebagai pemilik dan pemegang sah atas sumber daya migas," kata Sutisna Prawira.(ADMINISTRATOR)