Label

Senin, 18 Januari 2010

Minyak Bumi dan Gas Alam Indonesia
Iseng-iseng sedikit ah.
Kemarin cari-cari data tentang produksi dan konsumsi minyak bumi, gas alam, batubara, dan listrik negara Malaysia. Setelah mencari selama dua minggu berturut-turut, akhirnya dapat juga datanya. Ternyata data negara Indonesia juga ada. Yang mengherankan, aku dapat dari website punya pemerintah Amerika Serikat. Bayangkan, data seperti ini saja susah dapatnya dari website negaranya sendiri. Eh malah USA yang punya datanya.
Btw, di bawah ini adalah produksi dan konsumsi minyak bumi dan gas alam untuk negara Indonesia. Sumber data dari EIA.

Untuk gasnya adalah sebagai berikut
Bisa terlihat, bahwa negara Indonesia itu sudah menjadi pengimpor minyak bumi sejak tahun 2004. Entahlah apa ada minyak yang diekspor atau tidak. Soalnya saat ini kan harga minyak sedang naik. Itu baru harga minyak mentah. Apalagi harga bensin dan diesel yang merupakan produk penyulingan minyak mentah. Kebayang deh, beban subsidi pemerintah itu berapa besar.
Beda dengan Malaysia sini, yang merupakan negara pengekspor. Dalam satu hari bisa ratusan ribu barrel ekspornya. Makanya sekarang Malaysia sedang kaya raya. Sok atuh datang ke sini, jadi pekerja kasar juga banyak uangnya di sini mah.
Anyway, apa ya kontribusi yang bisa kita berikan kepada konsumsi energi minyak? Kalau melihat grafiknya sih, banyak potensi dari gas bumi yang bisa dijadikan substitusi minyak bumi. Secara mesin, mobil-mobil bensin itu bisa diubah suai jadi pemakan gas alam. Jadi kalau mau ganti bensin dengan gas alam, bisa dilakukan. Tapi sayangnya infrastrukturnya belum tersedia di Indonesia. Malaysia saja, baru sedikit SPBU yang menyediakan gas alam. Baru ada 60. Tapi akan ditambah lagi dalam beberapa tahun ke depan. Jaringan pipanya sendiri, katanya sih sudah bisa mencakup dari utara ke selatan. Artinya kalau mau bikin SPBU gas baru, bisa dilakukan dengan susah.
Tapi kayaknya sudah banyak orang pintar di Indonesia yang memikirkan hal ini. Sudahlah, aku cuma bisa menampilkan gambar saja. Untuk analisa dan perencanaan ke depan, aku serahkan pada orang yang lebih pintar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar