Label

Kamis, 07 Januari 2010

Pertamina Targetkan Peningkatan Produksi Migas 2009

Pertamina menargetkan produksi minyak sebesar 171,9 ribu barel per hari pada tahun 2009. Sebelumnya, pada tahun 2008, Pertamina adalah satusatunya KKKS yang berhasil meningkatkan produksi minyak. Di tahun 2008 perkembangan produksi Pertamina keseluruhan mencapai 150,2 ribu barel per hari dan gas sebesar 1.164 juta kaki kubik per hari. Sektor hulu merupakan salah satu fokus bisnis inti Pertamina ke depan.Demikian petikan pemaparan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan pada seminar nasional bertajuk Pengembangan Kebijakan, Manajemen, dan Teknologi di Bidang Energi dan Lingkungan. Seminar ini diselenggarakan dalam rangka Dies Emas ITB di Bandung, Rabu (4/3). Karen mengatakan bahwa kenaikan produksi Pertamina sekitar 14 persen. "Dengan depletion Pertamina sekitar 8 sampai 10 persen, maka sebetulnya peningkatan Pertamina itu lebih dari 14 persen," ujarnya. Ke depan Pertamina menargetkan dapat mengelola sejumlah proyek migas. Untuk proyek Natuna, ungkap Karen, Pertamina sudah siap untuk menjadi operator. Di luar negeri, Pertamina telah melakukan ekspansi ke Irak, Libya, Qatar, Malaysia, Vietnam, dan Sudan. Di Malaysia lapangan tersebut dikelola dalam bentuk kerjasama tripartit yang dikelola melalui anak perusahaan, Pertamina Hulu Energi. Blok SK 305 di lepas pantai Serawak diharapkan sudah dapat menghasilkan minyak pertama sebesar 7.000 pada akhir Juni 2009 dan diharapkan bisa meningkat sampai 20.000 barel per hari.Untuk kegiatan di sektor hilir, Karen menjelaskan bahwa pemasaran dan distribusi produk BBM PSO dan non PSO yang dijalankan Petamina sangat rumit. "Jalur distribusi Pertamina yang paling kompleks di dunia," tegasnya. Ia menjelaskan bahwa mengingat kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan maka distribusi migas produk kilang banyak yang menggunakan jalur laut. Dengan demikian, distribusi Pertamina banyak menghadapi tantangan dari faktor iklim dan cuaca. PERKEMBANGAN TRANSPORTASIDalam kesempatan tersebut Karen juga menyampaikan sejumlah kemajuan transformasi Pertamina yang telah menunjukkan hasil signifikan. Di sektor hulu Pertamina berhasil menunjukkan peningkatan produksi. Di sektor hilir, bidang pengolahan Pertamina telah berhasil meningkatkan tingkat keandalan dari 91 menjadi 95 persen serta efisiensi. Di bidang retail, Pertamina membenahi pelayanan kepada masyarakat yang bisa dilihat dari pertumbuhan angka SPBU Pasti Pas dan penurunan angka depot kritis. Di tingkat korporat, penerapan Good Corporate Governance dan perubahan budaya menjadi contoh keberhasilan transformasi di Pertamina. Karen menjelaskan perubahan yang terjadi di Pertamina setelah diterbitkannya UU Migas, khususnya dalam hal perubahan peran dari regulator menjadi player murni. Pada kesempatan tersebut Karen juga menyampaikan peran Pertamina dalam keberlanjutan pasokan energi migas di Indonesia. Karen mengatakan bahwa kegiatan usaha Pertamina secara garis besar meliputi lima kegiatan yakni usaha migas, panasbumi, LNG, bahan bakar nabati, dan kegiatan penunjang kegiatan lainnya. Mengenai pengolahan, Karen mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan revitalisasi kilang dan pembangunan kilang baru. Karen mengatakan bahwa total shortage kapasitas kilang Pertamina saat ini mencapai 19.56 juta KL. "Ini tidak mungkin kalau tidak membangun kilang baru. Untuk ketahanan energi nasional, mau tidak mau kita harus membangun kilang baru," ujarnya.Dengan perkiraan pembangunan kilang yang dimulai pada 2012, Karen memprediksi bahwa gap antara supply dan demand BBM nasional baru bisa diminimalisir setelah tahun 2014. Karen juga menyinggung masalah kurangnya minat investasi di sektor pengolahan. Ia mengatakan bahwa investasi kilang masih kurang menarik bagi investor walaupun sudah ada insentif. "Mungkin diperlukan insentif tambahan. Vietnam saja bisa bangun kilang sebesar 4 kali 300 ribu barel," ujarnya.Dalam seminar tersebut, Dirut juga menyampaikan perkembangan program konversi minyak tanah ke elpiji. "Untuk tahun 2009 Pertamina menargetkan distribusi paket perdana mencapai 23 juta," ujarnya. Program konversi minyak tanah ini memberikan potensi penghematan bagi pemerintah mencapai Rp 22 triliun.Khusus mengenai program biofuel, Karen menjelaskan bahwa saat ini masih terdapat kendala terkait dengan selisih harga biofuel dengan harga PSO. PAMERAN IPTEKDalam rangkaian acara Dies Emas ITB juga diselenggarakan pameran inovasi iptek sejak 2 sampai 7 Maret 2009. Pertamina EP ikut berpartisipasi sebagai sponsor dalam acara dies emas ITB. Selain itu Pertamina EP juga berpartisipasi dalam pameran BPMIGAS bersama sekitar 20 KKKS lainnya. Dalam pameran tersebut, Pertamina EP menampilkan materi Enhanced Oil Recovery, teknologi laut dalam, dan Community Development.Pada hari pertama, Senin (2/3), di stand pameran hadir sebagai pembicara Direktur Eksplorasi Pertamina EP Syamsu Alam yang menyampaikan gambaran tentang kegiatan migas yang dilaksanakan oleh Pertamina dan berbagi pengalaman tentang perkembangan karir di industri migas. Selanjutnya pada hari kedua, Selasa (3/3), hadir sebagai pembicara Manager Reservoir EOR Pertamina EP Putu Suarsana menyampaikan tentang perkembangan implementasi teknologi EOR di lapangan minyak Pertamina EP. Pada sesi kedua, di hari yang sama, hadir Manager CBM Pertamina Hulu Energi Untung Budi Santoso yang menyampaikan profil bisnis Coal Bed Methane yang sedang dikembangkan oleh Pertamina.•ADP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar